Kami segera memesan kopi telur, sambil menunggupesanan datang, kami bercerita panjang lebar, sebab sudah sebulan kami tidakngopi bareng. Tanpa sengaja pembicaraan kami beralih kepada pelisiran AnggotaDewan. “Anggotadewan gadoh peu abeh peng rakyat (Anggota dewan asyik menghamburkan uangrakyat)”, ketus Sayuti, Sayuti memang kawan sayayang sedikit agak kritis. Menanggapi sayuti, Nasril Adly menyambung “memangIndonesia ka lale ngen korupsi (memang Negeri Indonesia telah lalai dengankorupsi?”) demikianpernyataan Nasril Adly yang juga salah seorang Anggota Wilayatul Hisbah (WH)Kabupaten Pidie.
Tiba-tibapesanan pun datang, kami kemudian menikmati kopi telur yang rasanya maknyos.Sambil menikmati kopi, saya mencoba menyambung diskusi kami yang sempat terputustadi, saya melempar wacana ada tidak cara biar Negeri ini aman dari Korupsi.Secara spontan Ahyar langsung menjawab“sang hana cara, gawat that ka korupsi lamnanggroe tanyoe (tidak ada cara lagi, kronis sekali korupsi di Negeri ini).Tengku Helmi yang tadi diam sambil menikmati kue sebagai pelengkap kopi, sambilmenarik nafas panjang meletakkan peci hitam yang dipakainya. Sambil tersenyumpenuh makna beliau berkata “ta meudoauroe-malam, beugadoeh korupsi ngat get nanggroe, tapi hoe trep maken meutamah,huffh.. (kita berdoa siang malam semoga negeri ini aman dari korupsi, tapinyatanya semakin hari korupsi semakin menjadi-jadi”).
Terlihat keputusasaan dalam raut wajah Tengku Helmimemikirkan korupsi di Negeri ini, beliau terlihat pasrah. Sejenak kami semuatercengang, seiring dengan helaan nafas panjang Tengku Helmi, helaan nafasputus asa. “Malaikattapuduek ke pejabat, nyan baro hana korupsi lee (malaikat kita tempatkansebagai pejabat, baru korupsi hilang di Negeri ini)”, demikian pernyataan mukhlis,dia paling muda diantara kami. Sayuti yang tadi asyik dengan hp, langsungmenyambung pernyataan mukhlis, dia mengatakan bahwa korupsi tidak hanyapejabat, semua kita korupsi termasuk guru, pegawai rendahan di kantor, bahkankepala desa (Aceh; Geuchik).
Saya sebenarnya dari tadi bingun dan penasaran,pertanyaan saya tadi tentang cara penanganan korupsi tidak ada jawabannya, yangada hanya pernyataan dalam keputusasaan, pikiran saya terus saja bermain, apamemang benar di Negeri ini korupsi tidak bisa diberantas lagi. Tiba-tiba,sayuti mengajungkan tangan, dia tersenyum penuh tanda tanya pula, “bak lon nacara, tameudoa awak yang korupsi beuditak lee geulanteu, nyan baroe hana awakkorupsi lee (saya puny ide, kita berdo’a semoga para koruptor mati disambarpetir)”, idenya ini disambut oleh ketawalepas kami semua, semua kami tertawa lepas seolah-olah tak ada beban beratdalam diskusi kami.
Tanpa terasa kami sudah setengah jam di warung kopi,namun waktu terasa sangat singkat, apalagi saya yang masih penasaran denganrenspon kawan-kawan tentang penanganan korupsi di Negeri ini. Tiba-tiba NasrilAdly memberi pendapat, menurutnya bahwa koruptor adalah pencuri dan pencurihukumannya adalah potong tangan, andai hukum potong tangan diberlakukan untukpara koruptor mungkin negeri ini akan sedikit terobati oleh virus korupsi,demikian pendapatnya. Namun, dengan sigap pula Sayuti membantah, “untuktapeugoet qanun koh jaroe koruptor peureseh lagee tapheet bate (untukmenghasilkan peraturan potong tangan untuk para koruptor, persis sepertimemahat batu)”.
Saya mencoba menyela dengan memberi pendapat biarlah korupsi yang terjadi dibiarkan saja, tetapi sekarang dimulai denganmenata kembali, terutama anak-anak dan generasi muda agar tidak terkontaminasidengan korupsi. Pendapat saya ini langsung dibantah oleh Ahyar, “mangat that awak korupsi, hana payah hukom lee(enak sekali para koruptor, mereka tidak mendapat hukuman lagi)”. Bang Ridwan yang dari tadiduduk termenung ikut nimbrung, menurutnya salah satu cara adalah memasukkankurikulum pendidikan korupsi sejak dini, baik untuk tingkat dasar, menengah danatas, atau posisi basah dan pejabat diisi oleh orang yang baik perangai dankuat imannya, namun ia juga tidak menjamin akan ada banyak orang di negeri iniyang model ini.
Diskusikami ending-nya tanpa kesimpulan, rasa penasaran punmendera pikiran saya, bagaimana formula anti korupsi di negeri ini. Saya punheran, entah mengapa pikiran saya ngotot mencoba mencari ide pendekatan antikorupsi, saya pun tidak habis pikir. Kami pun pulang ke rumah masing-masing,diskusi kami hanya menyisakan pernyataan dalam keputus-asaan anak negeri dalammengamati korupsi di Negeri ini.
Setibanyadi rumah, saya segera mengobrak abrik buku-buku di atas meja belajar saya, sayamendapatkan satu buku dengan judul HAM dalam perspektif Islam, saya membukanya,saya temukan halaman yang membahas tentang korupsi, di situ disebutkan bahwasalah satu pendekatan anti korupsi adalah dengan pendekatan tasawuf, sebabdengan tasawuf manusia akan memiliki sifatqana’ah i(menerima apa adanya), tidakserakah dan sifat-sifat baik lainnya.
Buku ini pun membuat saya makin penasaran, pikiran sayaterus berbicara bahwa buku ini terlalu normative, namun saya pingin ide konkrityang langsung menyetuh pokok masalah yang dihadapi, yaitu penanganan korupsibaik tingkat bawah maupun tingkat atas. Singkatnya, hari itu saya terus dibuatpenasaran oleh pikiran saya sendiri, pikiran ngotot menemukan konsep konkritpemberatasan korupsi. Malamnya, menjelang tidur, pikiran saya pun kembaliwara-wiri, memikirkan mengapa di negeri ini banyak terjadi korupsi, dan kolusi,dan mengapa pula di negeri ini yang korupsi malah mendapat perlindungan. Namun,sisi lain pikiran saya juga berkata, persetan dengan korupsi, yang penting kitatidak terlibat dalamya. Malam penuh penasaran.
Dalam tidur saya bermimpi, mimpi pun bukan kepalangtanggung, saya melihat banyak orang berkumpul di sebuah lapangan sepak bola,ada juga orang yang berdiri sambil diikat kedua tangannya dan ditutup mata,saya menghitung jumlah mereka Sembilan puluh Sembilan orang. Tiba-tiba semuamereka ini ditembak oleh serdadu yang sedari tadi siaga dengan senapan mesin,mirip ekstradisi yang dilakukan hitler di kamp penampungan pengungsi yahuditempo dulu. Setelah itu, majulah seorang pria, pria ini lengkap denganbaju kebesarannya sebagai seorang Raja Negeri, dia berpidato “Wahai Rakyatku sekalian, hari ini kita telahmembuat sejarah baru, tukang-tukang korupsi telah kita eksekusi mati, di Negeriini tidak ada lagi yang namanya korupsi, lihat mereka hari ini, dulu bolehmereka berbangga diri, hidup dalam kemewahan hasil menjarah dengan korupsi,hari ini mereka telah mati. Kepada anak-anak kami pewaris negeri ini, janganterkontaminasi oleh warisan orang tua kalian, jangan pernah ikut jejak merekamenjadi manusia koruptor, rajin-rajinlah belajar dan mengaji, semoga negeri iniaman di tangan kalian nanti, dan lenyap korupsi”. Akhir pidatoRaja Negeri, saya pun terbangun dari mimpi.
Sayamengambil hp yang diletakkan di samping saya, rupanya saya bermimpi jam 2dinihari. Menurut orang tua, jika mimpi sepertiga malam atau dinihari biasamimpi akan menjadi kenyataan. Pikiran saya pun tidak lagi tenang, batin sayaterus bertanya mungkinkah mimpi saya akan jadi kenyataan, para koruptordieksekusi seperti di Cina. Saya pun tidak mampu menjawab dengan pasti, tetapiyang pasti mungkin harapan semua orang di Negeri ini seperti itu, hilang parakoruptor ahli mencuri di negeri ini.
Hari senin, saya kembali masuk kantor melaksanakanaktivitas sebagai Pegawai Negeri Sipil, hari itu saya masih teringat mimpi satuhari yang lalu, sambil duduk di meja kerja, saya terus saja menarawang mencaritafsir mimpi, mimpi yang penuh misteri, mungkinkan mimpi saya menjadikenyataan, inilah pertanyaan yang selalu mengusik batin dan pikiran saya, jikaterjadi tentu negeri ini akan mendapat penghargaan tinggi, satu-satunya negeriyang berhasil menghukum mati para koruptor dengan jumlah yang tidak sedikit.Namun, jika ini hanya mimpi, mungkinkah negeri ini akan terus menjadi-jadi,negeri ini bakal berganti nama menjadi Negeri Korupsi, 90 persen rakyatnyahidup dengan mencuri dan menipu negeri.
Tetapihanya satu yang pasti, bahwa korupsi adalah perbuatan keji, ia akan kalah olehkebenaran dan doa’ anak negeri yang benci kepada koruptor dan pencuri, suatuhari akan datang kekuatan yang akan mengalahkan mereka yang sesumbar dengankekejian, sesumbar dengan harta menipu negeri, sewenang-wenang dengan kekayaanyang dihasilkan dari korupsi, itu pasti, semoga datangnya membawa berkah dandamai di Negeri ini. (Sumber asli, silahkanKlik disini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar