BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI) AL-AZIZIYAH
Sekrt; Jln. Mesjid Raya Km 1 Gedung Lab. Bahasa STAI Al-Aziziyah
SAMALANGA Telp. (0644) 531756 KABUPATEN BIREUEN
MAHASISWA STAI AL-AZIZIYAH
DILATIH MENULIS KARYA ILMIAH
Samalanga, 20 Januari 2008
Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga, pada hari minggu tanggal 20 Januari 2008 menyelenggarakan pelatihan Penulisan Karya Ilmiah bagi mahasiswa/i STAI Al-Aziziyah, kegiatan ini bertema “Karya Ilmiah yang Orisionil Merupakan Wujud Intelektualitas Mahasiswa”, yang bertindak sebagai pemateri adalah Tgk Zarkasyi (penulis buku santri dayah salafi). Acara tersebut dibuka langsung oleh Ketua STAI Al-Aziziyah Samalanga Tgk Muntasir S. Ag, MA.
Presiden BEM STAI Al-Aziziyah Tgk Mukhlisuddin Mz dalam kata-kata sambutannya menegaskan, Menghadirkan pemateri yang berbasis dayah salafi merupakan stimulant/ perangsang bagi peserta pelatihan yang umumnya berbasis santri untuk bisa mengembangkan bakat dalam dunia tulis menulis. Apalagi seorang Mahasiswa, untuk memperoleh gelar sarjana muda diwajibkan membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi.
Kemampuan menulis (Writing ability) merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi. Kemampuan tersebut menjadi jendela utama untuk mengembangkan wawasan keilmuan dengan metode berpikir ilmiah. Adalah suatu kemampuan untuk memecahkan dan menganalisis sejumlah persoalan berdasarkan kerangka metode penulisan yang baik dan benar. Kemampuan menulis akan ikut mempengaruhi dan menumbuhkan ranah intelektual.
Ranah intelektual berbeda jauh dengan ranah politik. Dimana letak perbedaan keduanya? Ranah intelektual memberikan peluang untuk berdebat, berargument dan juga membantah argument tanpa menghancurkan lawan, bahkan membiarkan lawan tetap hidup dan tetap berargument, ini berbeda jauh dengan ranah politik. Berdebat merupakan salah satu jalan untuk mengembangkan kerangka berpikir dan cara mengeluarkan argument. Sejalan dengan perkembangan zaman, perdebatan akan lebih dinikmati jika dituangkan menjadi karya tulis dan dapat dibaca oleh khalayak ramai.
Dalam dunia dayah, muzakarah dan bahtsul masail merupakan metode yang melekat dalam sistem pendidikan dayah, metode ini sebenarnya menjadi pijakan yang kuat bagi para santri dan teungku dayah untuk mengembangkan ranah intelektual dengan karya tulis, baik menerjemahkan kitab bahkan menghasilkan karya tulis yang menjadi pedoman bagi masyarakat. Pengembangan karya tulis di dayah merupakan langkah untuk menjadikan dayah lebih marketable, terlebih di zaman modern. Begitulah yang disampaikan oleh Tgk Zarkasyi MY dalam memberi materi kepada 60 peserta pelatihan. Demikianlah laporan yang disampaikan oleh Tgk Ahyar MG selaku ketua pelaksana dalam press rilisnya yang dikirim ke redaksi. Terima kasih…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar